Kaka Slank, Perjalanan Panjang Sang Vokalis dari Panggung Rock hingga Menjadi Ikon Anti Narkoba
JAKARTA || BOGORFAKTUAL - Akhadi Wira Satriaji atau yang lebih dikenal dengan nama Kaka adalah vokalis utama band rock legendaris Indonesia, Slank. Pria kelahiran Jakarta, 10 Maret 1974 ini sudah berkarier bersama Slank sejak 1989. Terinspirasi oleh musisi-musisi seperti Iron Maiden, David Coverdale, dan Bob Marley, Kaka membangun identitas musiknya yang kuat dan unik di dunia musik Indonesia.
Kecintaannya pada musik sudah tumbuh sejak kecil bahkan mengorbankan pendidikannya. Putra dari pasangan Agus Soemadi dan Hilluna ini tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMP karena, ketertarikannya yang besar pada musik. Sebelum bergabung dengan Slank Kaka sempat bergabung dengan band Kidnap Katrina bersama Massto. Hingga pada akhirnya, setelah vokalis Slank saat itu, Well Welly, hengkang, Kaka diajak untuk menggantikannya. Mulanya, Kaka hanya dikontrak selama dua tahun, namun kontribusinya pada Slank terus berlanjut hingga kini, lebih dari 28 tahun lamanya.
Bersama Slank, Kaka memulai debut dengan album "Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy)" yang disusul dengan album-album lainnya seperti "Piss!" (1993), "Generasi Biru" (1994), dan "Minoritas" (1996). Namun, di balik kesuksesan tersebut, Kaka dan personel Slank lainnya sempat terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. Kaka mengakui bahwa kala itu mereka merasa narkoba bisa meningkatkan stamina untuk berkarya tanpa kenal lelah. Namun, seiring waktu, mereka menyadari dampak buruk narkoba yang merusak stabilitas hidup mereka.
Beruntung, mereka mendapatkan dukungan dari seseorang yang akrab disapa Bunda Ifet, yang membantu Kaka dan rekan-rekannya melepaskan diri dari ketergantungan narkoba. Setelah perjuangan yang berat, Kaka dan personel Slank lainnya berhasil dinyatakan bersih dari narkoba pada 2000. Sejak saat itu, Slank aktif sebagai duta anti narkoba, menyuarakan pesan bahaya narkoba ke masyarakat luas.
Perjalanan Slank tak hanya diwarnai dengan album dan konser, tetapi juga sejumlah pergantian personel hingga terbentuk formasi yang solid pada 1996 dengan Kaka (vokal), Bimbim (drum), Ivanka (bass), Ridho (gitar), dan Abdee (gitar). Pada 1998, Slank meluncurkan album bertema sosial "Mata Hati Reformasi" dengan lagu andalan "Ketinggalan Zaman." Album ini juga menampilkan lagu "Siapa yang Salah" yang sebelumnya terkena sensor di masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Tak hanya tampil di Indonesia, Slank juga mendapatkan kesempatan tampil di berbagai panggung internasional. Pada 2004, mereka mewakili Indonesia dalam acara MTV Asia Aid di Thailand, tampil bersama band dan penyanyi ternama dunia seperti Simple Plan, Rain, dan Jay Chou. Tahun berikutnya, Slank juga tampil di Korea Selatan dalam acara "Echo of Music Concert."
Selain bermusik, Kaka dan Slank turut terjun ke dunia film dengan membintangi "Generasi Biru" pada 2009, bekerja sama dengan sutradara Garin Nugroho. Film yang menggabungkan koreografi, animasi, dan dokumentasi ini mengisahkan perjalanan karier Slank dan mendapatkan rating 7.4 di IMDb.
Dalam kehidupan pribadinya, Kaka yang juga gemar olahraga diving ini telah menikah dua kali. Dari pernikahan pertamanya, ia memiliki seorang anak bernama Soleil Ulka Ababiluna. Dari pernikahan keduanya dengan Natascha Oking pada 13 Desember 2002, ia dikaruniai dua anak, yaitu Chaska Satriaji dan Siti Alaula Satriaji.
Setelah lebih dari 40 tahun berkarier bersama Slank dan menciptakan lebih dari 32 album, Kaka menganggap Slank bukan sekadar band, melainkan sebuah keluarga yang telah mengisi hidupnya dengan berbagai kenangan dan pembelajaran. (***)
Rio punk